Makna makanan budaya dan kesehatan




Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Sebagai makhluk hidup manusia pun membutuhkan makanan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu setiap orang akan senantiasa mencari makanan untuk kebutuhan hidupnya.
Dengan menggunakan persepsi ini, fungsi makanan (komoditas ekonomi). Perbedaan kepemilikan sumber dan bahan makanan mengelompokkan manusia menjadi orang kaya dan miskin, variasi jenis makanan mengelompokkan manusia menjadi orang modern dan orang tradisional serta perbedaan gaya hidup mengenai makanan mengelompokkan manusia menjadi gaul dan tidak.
Makanan bukan lagi sekedar benda ekonomi yang hampa makna. Makanan justru merupakan etnitas budaya yang tumbuh dan berkembang dalam tatanan kehidupan manusia.

Persepsi budaya dan makanan

Setiap masyarakat memiliki persepsi berbeda mengenai benda yang di konsusmsi. Perbedaan persepsi ini sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma budaya yang berlaku di masyarakat. Oleh karena itu bila bertemu beberapa orang latar belakang budaya yang berbeda akan menunjukan persepsi nilai terhadap makanan yang berbeda. Pola makanan masyarakat modern cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food) hal ini mereka lakukan karena tingginya jam kerja atau tingginya kompetisi hidup yang membutuhkan kerja keras.
1.      Makanan sebagai identitas kelompok
Nasi adalah salah satu komoditas utama bagi masyarakat Indonesia, tetapi ada juga suku di Indonesia menjadikan jagung misalnya menjadi makanan pokok  di pulau Madura atau sagu di ambon dan papua. Bagi orang barat nasi bukan makanan utama meraka tetapi roti. Makanan bisa menjdaikan identitas  suatu kelompok misalnya kelompok gang merokok dan kadang-kadang mengisap ganja atau mengkonsumsi narkoba atau pecandu sepak bola yang menonton sepak bola makanan kacang atau menonton televisi sambil ngemil atau mengunyah makanan kecil.
2.      Makanan sebagai nilai sakral
Makanan yang mengandung nilai secara sakral misalnya daging kurban atau berzakat pada agama Islam. Sapi adalah hewan sakral bagi agama hindu artinya cara mendapatkan dan cara mengelolahnya sesuai dengan aturan agama
3.      Makanan sebagai keunggulan etnik
Contohnya gudeg maka orang mengetahui bahwa gudeg makanan tradisional dari Yogyakarta, kata pizza akan terbayang Negara itali, barongko orang langsung mengingat suku bugis Makassar dsb. Contoh tersebut menunjukan bahwa makanan merupakan unsur budaya yang membawa makna budaya komunitasnya. Didalam makanan itu orang tidak hanya mengkonsumsi material makanan melainkan mengkonsumsi kreatifitas dan keagungan nilai budaya.
4.      Makanan sebagai kebutuhan medis
Makanan merupakan sumber energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menunjang kehidupan sehari-hari supaya tetap sehat untuk beraktifitas ini berarti makanan mempunyai nilai medis, tetapi makanan juga bisa menjadi sumber penyakit yang paing utama.

Nilai norma makanan

1.      Makanan yang memilki nilai pokok (wajib) yaitu makanan pokok dari suatu komunitas
2.      Makanan yang mempunyai nilai anjuran (sunnah) yaitu komoditas makanan yang merupakan tambahan (supplemen)
3.      Makanan yang mempunyai nilai pantangan, makanan nilai pantangan ada yang tetap dan adda yang sementara.

Perilaku ekonomi dan konsumen

Tekanan hidup dan tantangan hidup menyeabkan seseorang dapat berperilaku menyimpang yaitu munculnya perilaku masyarakat dalam memperdagangkan makanan yang sudah tidak layak jaul dan layak konsumen secara medis. Hal ini sangat berdampak pada kesehatan akibat makanan yang di makan sudah tidak sehat sesuai standar kesehatan. Untuk hal tersebut maka perlu pembenahan dalam hal penyediaan makanan perlu adanya kesadaran penuh dari penjual untuk memproduksi dan memahami kualitas makanan yang akan di jual.

Gaya hidup dan gaya makan

Perkembangan teknologi informasi dan industri, tidak hanya memberikan pengaruh terhadap dunia ekonomi. Efek langsung dan tidak langsung terasa dalam bentuk perubahan perilaku. Bila sepuluh tahun lalu kita masih sarapan dan makan malam bersama keluarga maka pada saat ini hal tersebut mungkin jarang terjadi hal inilah dampak ari teknologi. Ketiak mengkonsumsi makanan maka muncul beberapa hal:
1.      Mengutamakan efisiensi artinya cepat saji
2.      Prinsip kuantitatif artinya jelas porsinya
3.      Mudah diprediksi yaitu gampang menebak kapan berakhirnya
4.      Alat kontrol dan sebagai prestise

Sumber
Dra. Hj. A. Ida Andalia M.Si ( Sosiologi Kesehatan)

Komentar